Kamis, 01 Oktober 2009

Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini
Kemenangan akan kita gapai
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT
Mewakili ketua LDK GAMAIS saya mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqobalallahu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan bathin
Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini
Kemenangan akan kita gapai
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT
Mewakili ketua LDK GAMAIS saya mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqobalallahu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan bathin

Kamis, 20 Agustus 2009

KHUTBAH NABI SAW MENYAMBUT RAMADHAN KARIM



“Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).
FADHILAH PUASA

* Umar ibnul Khathab r.a. berkata, “Orang yang berdzikir kepada Allah pada bulan Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya; dan yang memohon kepada Allah pada bulan Ramadhan tidak akan kecewa.

* Puasa mengatur keseragaman ummat. Selama Ramadhan, umat berseragam dalam sahur dan berbuka, dalam bekerja dan beristirahat, serta dalam shalat, istighfar, dan bertobat kepada Allah. Lidahpun seragam dalam bertakbir, bertasbih, dan bertahmid sehingga tercegah dari kata-kata buruk dan menyakiti orang lain, menjauhi perbuatan keji dan munkar, mengisi hati dengan cinta kasih kepada sesama hamba Allah, selalu baik dan bersih lahir bathin, serta sabar meng- hadapi segala macam kesulitan hidup. (ulama)

* Imam Al Ghazali berkata, “Betapa banyak orang berpuasa yang sebenarnya berbuka, dan yang berbuka padahal ber- puasa. Yang berbuka tetapi sebenarnya berpuasa adalah yang makan dan minum, tetapi menjaga seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan dosa. Dan yang berpuasa tetapi sebenarnya berbuka adalah yang lapar dan haus, tetapi tercemar anggota tubuhnya (dalam perbuatan dosa).

TINGKATAN PUASA

Menurut Imam al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin, tingkatan puasa diklasifikasi menjagi tiga, yaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus yang lebih khusus lagi.

Puasa umum adalah tingkatan yang paling rendah yaitu menahan dari makan, minum dan jima’. Puasa khusus, di samping menahan yang tiga hal tadi, juga memelihara seluruh anggota tubuh dari perbuatan maksiat atau tercela. Sedangkan puasa khusus yang lebih khusus adalah puasa hati dari segala kehendak hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya memikirkan apa-apa yang selain Allah.

Puasa level ketiga tadi adalah puasanya para nabi-nabi, shiddiqin, dan muqarrabin. Sedangkan puasa level kedua adalah puasanya orang-orang salih - puasa tingkat ini yang seharusnya kita tuju untuk mencapainya.

Selanjutnya imam Al Ghazali menjelaskan enam hal untuk mencapai kesempurnaan puasa tingkatan kedua itu. Pertama, menahan pandangan dari segala hal yang dicela dan dimakruhkan serta dari tiap-tiap yang membimbangkan dan melalaikan dari mengingat Allah. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa meninggalkan pandangan karena takut kepada Allah, niscaya Allah menganugerahkan padanya keimanan yang mendatangkan kemanisan dalam hatinya.

Kedua menjaga lidah dari perkataan yang sia-sia, berdusta, mengumpat, berkata keji, dan mengharuskan berdiam diri, menggunakan waktu untuk berzikir kepada Allah serta membaca Alquran. “Dua perkara merusakkan puasa,” sabda Rasulullah SAW, “Yaitu mengumpat dan berbohong.”

Ketika, menjaga pendengaran dari mendengar kata-kata yang tidak baik, karena tiap-tiap yang haram diucapkan maka haram pula mendengarnya. Rasulullah SAW menjelaskan: Yang mengumpat dan yang mendengar, berserikat dalam dosa. Keempat, mencegah anggota-anggota tubuh yang lain dari perbuatan dosa. Seperti mencegah tangan dan kaki dari berbuat maksiat dan mungkar, mencegah perut dari memakan yang syubhat dan haram.

Kelima, tidak berlebih-lebihan dalam berbuka sampai perutnya penuh makanan. Orang yang berbuka secara berlebihan tentu tidak akan dapat memetik manfaat dan hikmah puasa. Bagaimana dia berusaha mengalahkan musuh Allah dan mengendalikan hawa nafsunya, jika saat berbuka dia justru memanjakan nafsunya dengan makanan yang terhitung banyak dan jenisnya.

Keenam, hatinya senantiasa diliputi perasaan cemas (khauf) dan harap (raja’), karena tidak diketahui apakah puasanya diterima atau tidak oleh Allah. Rasa cemas diperlukan untuk meningkatkan kualiti puasa yang telah dilakukan, sedangkan penuh harap berperanan dalam menumbuhkan optimisme.

FADHILAH SHOLAT TARAWIH

Di riwayatkan oleh Saiyidina Ali (r.a.) daripada Rasulullah S.A.W., sebagai jawapan dari pertanyaan sahabat-sahabat Nabi S.A.W. tentang fadhilat (kelebihan) sembahyang sunat tarawih pada bulan Ramadan:

Malam 1:

Keluar dosa-dosa orang mukmin pada malam pertama sepertimana ia baru dilahirkan, mendapat keampunan dari Allah.

Malam 2:

Diampunkan dosa-dosa orang mukmin yang sembahyang tarawih serta kedua ibubapanya (sekiranya mereka orang beriman).

Malam 3:

Berseru Malaikat di bawah ‘Arasy’ supaya kami meneruskan sembahyang tarawih terus-menerus semoga Allah mengampunkan dosa engkau.

Malam 4:

Memperolehi pahala ia sebagaimana pahala orang-orang yang membaca kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.

Malam 5:

Allah kurniakan baginya pahala seumpama orang sembahyang di Masjidilharam, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsa.

Malam 6:

Allah kurniakan pahala kepadanya pahala Malaikat-malaikat yang tawaf di Baitul Ma’mur (70 ribu malaikat sekali tawaf), serta setiap batu-batu dan tanah-tanah mendoakan supaya Allah mengampunkan dosa-dosa orang yang mengerjakan sembahyang tarawih pada malam ini.

Malam 7:

Seolah-olah ia dapat bertemu dengan Nabi Musa serta menolong Nabi ‘Alaihissalam menentang musuh ketatnya Fi’raun dan Hamman.

Malam 8:

Allah mengurniakan pahala orang sembahyang tarawih sepertimana yang telah dikurniakan kepada Nabi Allah Ibrahim ‘Alaihissalam.

Malam 9:

Allah kurniakan pahala dan dinaikkan mutu ibadat hambanya seperti Nabi Muhamad S.A.W.

Malam 10:

Allah Subhanahuwata’ala mengurniakan kepadanya kebaikan di dunia dan akhirat.

Malam 11:

Keluar ia daripada dunia (mati) bersih daripada dosa seperti ia baharu dilahirkan.

Malam 12:

Datang ia pada hari Qiamat dengan muka yang bercahaya (cahaya ibadatnya).

Malam 13:

Datang ia pada hari Qiamat dalam aman sentosa daripada tiap-tiap kejahatan dan keburukan.

Malam 14:

Datang Malaikat menyaksikan ia bersembahyang tarawih, serta Allah tiada menyesatkannya pada hari Qiamat.

Malam 15:

Semua Malaikat yang menanggung ‘Arasy, Kursi, berselawat dan mendoakan supaya Allah mengampunkan.

Malam 16:

Allahsubhanahuwata’ala tuliskan baginya terlepas daripada neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga.

Malam 17:

Allah kurniakan orang yang bertarawih pahalanya pada malam ini sebanyak pahala Nabi-Nabi.

Malam 18:

Seru Malaikat: Hai hamba Allah sesungguhnya Allah telah redha kepada engkau dan ibubapa engkau (yang masih hidup atau mati).

Malam 19:

Allah Subhanahuwataala tinggikan darjatnya di dalam Syurga Firdaus.

Malam 20:

Allah kurniakan kepadanya pahala sekalian orang yang mati syahid dan orang-orang solihin.

Malam 21:

Allah binakan sebuah istana dalam Syurga daripada nur.

Malam 22:

Datang ia pada hari Qiamat aman daripada tiap-tiap dukacita dan kerisauan (tidaklah dalam keadaan huru-hara di Padang Mahsyar).

Malam 23:

Allah subhanahuwataala binakan kepadanya sebuah bandar di dalam Syurga daripada nur.

Malam 24:

Allah buka peluang 24 doa yang mustajab bagi orang bertarawih malam ini, (elok sekali berdoa ketika dalam sujud).

Malam 25:

Allah Taala angkatkan daripadanya siksa kubur.

Malam 26:

Allah kurniakan kepada orang bertarawih pahala pada malam ini seumpama 40 tahun ibadat.

Malam 27:

Allah kurniakan orang bertarawih pada malam ini ketangkasan melintas atas titian Sirotolmustaqim seperti kilat menyambar.

Malam 28:

Allah Subhanahuwataala kurniakan kepadanya pahala 1000 darjat di akhirat.

Malam 29:

Allah Subhanahuwataala kurniakan kepadanya pahala 1000 kali haji yang mabrur.

Malam 30:

Allah Subhanahuwataala beri penghormatan kepada orang bertarawih pada malam terakhir ini yang teristimewa sekali, lalu berfirman: “Hai hambaKu: Makanlah segala jenis buah-buahan yang engkau ingini hendak makan di dalam syurga, dan mandilah engkau daripada air syurga yang bernama Salsabila, serta minumlah air daripada telaga yang dikurniakan kepada Nabi Muhammad S.A.W. yang bernama ‘Al-Kauthar”.”

Minggu, 19 Juli 2009

HIKMAH DARI ISRA' MI'RAJ
Pada hari ini kita akan memperingati sebuah peristiwa yang bersejarah bagi umat islam, yaitu peristiwa isra' mi'raj. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Al-Quds, lalu di lanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak bisa dijangkau oleh ilmu semua makhluq, Malaikat, manusia, dan jin. Semua ditempuh dalam waktu sehari semalam. Peristiwa itu juga sebagai mukjizat mengagumkan yang diterima Rasulullah SAW.

Permintaan kaum kafir Quraisy kepada Nabi SAW

Sebenarnya, sebelum peristiwa itu terjadi, orang-orang kafir Quraisy pernah meminta kepada Rasulullah untuk menunjukkan hal-hal yang aneh, karena mereka tidak percaya kalau Muhammad SAW itu adalah nabi. Permintaan-permintaan itu mereka lontarkan untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar seorang Nabi. Hal ini direkam oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai berikut:

"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca". (QS. Bani Israil : 90 - 93)

Kalau kita jabarkan dari ayat di atas, mereka meminta hal-hal di bawah ini kepada Rasulullah:

1. Mereka meminta untuk memancarkan mata air dari bumi.
2. Mereka juga meminta sebuah kebun kurma dan anggur, dengan air mengalir di bawahnya. Padahal di sekitar situ sebagian besar padang pasir.
3. Mereka meminta untuk menjatuhkan langit.
4. Mereka juga meminta menghadirkan Allah beserta malaikat-malaikatnya untuk dihadapkan kepada mereka. Sungguh suatu permintaan yang lancang.
5. Mereka juga meminta sebuah rumah dari emas.
6. Yang terakhir, mereka meminta Nabi untuk naik ke langit tanpa membawa buku, lalu harus kembali dengan membawa sebuah buku (kitab) untuk mereka baca.

Permintaan mereka itu betul-betul "kebangetan". Tetapi Rasulullah SAW menjawabnya dengan bijaksana, "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?" (QS. Bani Israil: 93). Allah Yang Maha Suci tentu Maha Kuasa untuk melakukan semua itu, tetapi Rasulullah mengatakan bahwa dirinya hanyalah seorang manusia biasa yang diangkat menjadi seorang Rasul, sehingga tidak mungkin melakukan semua itu.

Kita bisa ambil pelajaran dari dari hal di atas. Mungkin sampai zaman kapan pun, kebenaran (baca: Islam) akan menghadapi hal-hal seperti itu. Orang yang membawa kebenaran akan selalu menghadapi permintaan-permintaan yang diluar kemampuan. Dan permintaan tersebut kebanyakan hanya sebagai "olok-olok". Karena, kalaupun kita bisa memenuhi permintaan itu, mereka kebanyakan tetap tidak akan mendengar Islam ini. Hanya sedikit yang mau mendengarnya. Sebagaimana halnya Rasulullah setelah mengalami peristiwa Isra' Mi'raj, tidak banyak yang mempercayai perjalanannya tersebut, bahkan ada yang mengatakan Nabi gila walaupun Nabi sudah memberikan bukti-bukti atas apa yang telah dia alami (Isra' Mi'raj).

Peringatan Isra' Mi'raj sebagai motivasi

Kalau kita baca sejarah kehidupan Rasulullah SAW (Sirah Nabawiyah), sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah, yang setia menemani dan menghiburnya dikala orang lain masih mencemoohnya. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang (walaupun kafir) tetapi dia sangat melindungi aktivitas Nabi. Sehingga orang-orang kafir Quraisy semakin leluasa untuk melancarkan penyiksaannya kepada Nabi, sampai-sampai orang awam Quraisy pun berani melemparkan kotoran ke atas kepala Rasulullah SAW.

Dalam keadaan yang duka cita dan penuh dengan rintangan yang sangat berat itu, menambah perasaan Rasullah semakin berat dalam mengemban risalah Ilahi. Lalu Allah "menghibur" Nabi dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit dan menemui Allah. Hingga kini, peristiwa ini seringkali diperingati oleh sebagian besar kaum muslimin dalam peringatan Isra' Mi'raj. Pada dasarnya peringatan tersebut hanyalah untuk memotivasi dan penyemangat, bukan dalam rangka beribadah (ibadah dalam artian ibadah ritual khusus). Namun peringatan tersebut juga terdapat beberapa catatan. Apa saja itu? Mari kita ikuti beberapa hal di bawah ini.

Dalam Al Qur'an, dari sekian ribu ayat di dalamnya, hanya ada 4 ayat yang menjelaskan tentang Isra' Mi'raj, yaitu QS. Bani Israil ayat 1, dan QS. An Najm ayat 13 sampai 15. Maksudnya, kebesaran Islam itu bukan terletak pada peristiwa Isra' Mi'raj ini, tapi pada konsepnya, sistemnya, muatannya, dan sebagainya. Pada surat An Najm ayat 13-15 itu, menggambarkan bahwa Rasulullah menemui Jibril dalam bentuk aslinya di Sidratil Muntaha ketika Isra Mi'raj. Sebelumnya Rasulullah juga pernah menjumpai malaikat jibril dalam bentuk asli ketika menerima ayat pertama (QS. Al Alaq: 1-5) dari Allah SWT, yaitu ketika di gua Hira.

Dan di antara 25 nabi, hanya 2 Nabi yang yang pernah berbicara langsung kepada Allah, yaitu Nabi Musa AS dan Nabi Muhammad SAW. Bagaimana dengan Nabi Adam, bukankah beliau juga pernah berdialog dengan Allah? Ya, tapi Nabi Adam ketika itu masih di Surga. Setelah diturunkan ke bumi, tidak lagi berdialog secara langsung. Nabi Musa berdialog dengan Allah secara langsung yaitu ketika di bukit Tursina (di bumi), sedangkan Nabi Muhammad di Sidratil Muntaha (di langit). Tetapi (sekali lagi), kebesaran Islam bukan di situ letaknya, namun di konsepnya, di muatannya. Oleh karena itulah, peristiwa Isra' Mi'raj sendiri tidak perlu secara berlebihan diangkat-angkat. Peristiwa itu sendiri merupakan mukjizat imani, maksudnya adalah mukjizat yang hanya bisa diterima apabila kita beriman.

Meskipun hanya Nabi Muhammad yang telah diperjalankan pada malam harinya (Isra' Mi'raj), tapi dia tetaplah manusia biasa, hamba Allah. Hal ini perlu ditegaskan, karena dua umat sebelum Islam (Yahudi dan Kristen), telah terjebak men-Tuhankan nabinya.

Mengapa Masjidil Aqsa?

Ada beberapa pertanyaan mengenai peristiwa Isra' Mi'raj. Salah satunya, mengapa dalam peristiwa itu Rasul diperjalankan ke Masjidil Aqsa? Kenapa tidak langsung saja ke langit? Paling tidak ada beberapa hal hikmahnya, antara lain:

1.

Bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS. Inilah yang menyebabkan Yahudi dan Kristen menolak Nabi Muhammad, karena mereka melihat asal usul keturunannya (nasab). Alasan mereka itu sangat tidak ilmiah, dan kalau memang benar, mereka berarti rasialis, karena melihat orang itu dari keturunannya. Hikmah lainnya adalah, bahwa Nabi Muhammad berda'wah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berda'wah di sekitar Palestina. Kalau dibiarkan saja, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim dan merupakan sempalan. Bagi kita sebagai muslim, tidaklah melihat orang itu dari asal usulnya, tapi dari ajarannya.
2.

Hikmah berikutnya adalah, Allah dengan segala ilmu-Nya mengetahui bahwa Masjidil Aqsa adalah akan menjadi sumber sengketa sepanjang zaman setelah itu. Mungkin Allah ingin menjadikan tempat ini sebagai "pembangkit" ruhul jihad kaum muslimin. Kadangkala, kalau tiada lawan itu semangat jihad kaum muslimin "melemah" karena terlena, dan dengan adanya sengketa tersebut, semangat jihad kaum muslimin terus terjaga dan terbina.
3.

Berikutnya, Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi SAW. Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung". Berbeda dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak musti secara langsung. Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung, karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan Nabi-nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bisa melihat bahwa Nabi yang sebelumnya pun mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya. Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita yang mengaku sebagai da'i, bahwa dalam kesulitan da'wah itu bukan berarti Allah tidak mendengar.

Perintah Shalat

Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh adalah sholat yang sulit untuk di laksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.

Kita tidak hanya diperintahkan untuk mengerjakan sholat, tetapi juga menegakkan sholat. Sholat bukan segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari sholat, demikian kata seorang ustadz.

Demikianlah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra' Mi'raj. Semoga semakin menambah keimanan kita kepada Allah, kitab-Nya, Nabi-nabi-Nya, para malaikat-Nya, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar-Nya.

Selasa, 14 Juli 2009

SUMBER PENCERAHAN

SUMBER PENCERAHAN
FATIMAH:
Andaikan Ia Bukan Wanita
Oleh: Muhammad Al-Caff

Mekah, seperti biasa, tampak sibuk. Orang-orang keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Jutaan harapan dan angan-angan menggelinding di atas penghuni Ummul Qura. Ada di antara mereka yang sibuk menghitung-hitung keuntungan perdagangannya; ada yang sibuk mengurusi pohon kurma; ada yang asyik dalam menggembala domba-domba lucu dan menggemaskan; ada yang memikirkan hari tua mereka sambil menggelus-elus jenggot dan cambang mereka; ada yang terlena dalam keindahan syair dan pantun; ada yang hanyut dalam derasnya fanatisme kesukuan yang memang tidak mudah hilang dari kehidupan mereka meskipun pasca terbitnya fajar Islam; ada penguburan anak perempuan hidup-hidup, baik secara rahasia atau terang-terangan yang diwarnai dengan aroma kental Jahiliyah...
Di tengah-tengah hiruk-pikuk kota kelahiran Ismail itu, ada seseorang yang sedang menanti kedatangan anaknya. Orang tersebut tidak banyak mempunyai harapan dan keinginan. Hanya satu keinginannya: melihat anaknya lahir ke dunia dengan sehat dan selamat. Inilah harapan satu-satunya.
Mengapa hanya ini yang menjadi harapannya? Tidakkah ia mempunyai harapan lainnya? Iya, hanya itu harapannya. Harapan-harapan lainnya bermuara pada harapan ini. Dengan kata lain, harapan ini adalah Harapan besarnya, sedangkan harapan lainnya adalah harapan kecilnya. Harapan inilah yang ketika terwujud akan menjadi mutiara kehidupannya. Harapan inilah yang ketika ia berwujud maka wujudnya menjadi sarana untuk datangnya para malaikat yang membawa jamuan dari surga. Harapan inilah yang menjadi padanan terserasi bagi pemuda gagah berani yang mengorbankan jiwanya di malam yang mencekam demi menyelamatkan hidup sang kekasih. Harapan inilah yang menjadi perantara lahirnya dua mahkota pemuda surga. Harapan inilah yang dengan lancar berdialog di alam rahim dengan ibundanya sehingga melekatlah gelar Al-Muhaddatsah padanya. Harapan inilah yang rumahnya menjadi tempat lalu-lalang para malaikat, khususnya malaikat termulia Jibril as. Harapan inilah yang menjadi ibu bagi ayahnya. Harapan inilah adalah anugerah terbesar Allah SWT bagi utusan tercinta dan termulia-Nya. Harapan ini adalah Al-Kautsar yang dengannya keturunan orang-orang mulia dan suci terjaga dan tak terputus alias abtar. Harapan tidak lagi menjadi harapan, tapi fakta, ketika pada tanggal 20 Jumadil Akhir ia menerangi kota Mekah dengan kelahirannya yang suci.
Demikianlah Fatimah az-Zahra as. Ia adalah wanita termulia sejagad bagi yang mengenalnya dengan baik dan benar. Semua keutamaan yang dimiliki oleh pria terpatri di dalam diri wanita ini. Semua model kesempurnaan manusiawi dan malakuti terdapat dalam diri istri wali Allah ini. Fatimah adalah nama yang mencerminkan keindahan dan kebesaran. Betapa tidak, dengan usia yang begitu singkat selama ia berlabuh di dunia, ia mencetak record yang menakjubkan. Fatimah menggarungi lautan derita dengan penuh ketabahan dan kesabaran. Ia menikmati penderitaan di usianya yang masih kanak-kanak saat ayahnya dan keluarganya dikepung dan diboikot oleh kaum musyrik dan kafir.
Fatimah tidak sempat merasakan indahnya bermain boneka dan aneka permaian anak kecil lainnya karena ia harus menghadapi tekanan-tekanan hidup yang superberat sebagai konsekuensi logis dari “profesi” ayahnya yang menjajakan "hidangan langit" di tengah-tengah kedunguan dan kebutaan kaum Jahiliah. Bahkan, tidak jarang Fatimah harus menangis tersedu-sedu ketika melihat "siarang langsung" penghinaan dan perlakuan buruk para alumni Universitas Berhalaisme terhadap ayah tercintanya. Dan prestasi besar lainnya yang dicetak oleh Fatimah yang langsung dimasukkan dalam Buku Besar Pencataan Record Amal Manusia (baca: Al Qur'an) adalah keikhlasannya dalam menyedekahkan semua makanannya saat ia berpuasa nazar selama 3 hari yang karenanya Allah SWT menghujaninya dengan bertubi-tubi pujian (untuk lebih jelasnya, silakan Anda membaca Asbab Nuzul surat al Insan).
Adalah salah maha besar kalau ada yang mengira bahwa pujian Allah dan Rasul-Nya terhadap ibu Hasan dan Husein ini semata-mata karena "basa-basi". Allah SWT dan Nabi-Nya tidak pernah mengenal kata basa-basi terhadap siapapun. Sehingga karena itu, misalnya, ketika Rasul saw bersabda: "Allah ridha dengan keridhaan Fatimah dan marah karena kemarahannya," maka sabda beliau ini tidak mempunyai unsur basa-basi atau nepotisme. Beliau berbicara sejujur-jujurnya bahwa demikianlah kedudukan sesungguhnya anaknya di sisi Allah, tidak kurang dan tidak lebih. Orang yang menganggap Rasulullah saw berbasa-basi dalam sikap dan tutur katanya adalah orang yang seratus persen tidak mengenal kedudukan beliau saw. Bukankah Al Quran mengatakan: "Ia (Muhammad) tidak pernah berbicara atas kemauan hawa nafsunya. Apa saja yang diucapkannya berdasarkan wahyu (dari Tuhannya)." (QS. An Najm:3-4)
Adalah benar bahwa Nabi saw sebagai ayah memiliki hubungan yang begitu erat dengan Fatimah, anak semata wayang yang bertahan hidup dengan beliau. Adalah benar bahwa Fatimah adalah harapan besar ayahnya. Namun perlu dicatat bahwa seorang Nabi adalah ayah yang terbaik buat anaknya sebagaimana ia penasihat yang terbaik bagi umatnya. Ia tidak mungkin melakukan kesalahan mendasar dalam mendidik anaknya. Seorang nabi, misalnya, tidak mungkin memanjakan anaknya secara tidak rasional yang mungkin bisa dilakukan oleh ayah yang lain (selain Nabi). Alhasil, pendidikan Nabi adalah pendidikan yang terbaik dan termulia, sehingga seorang Nabi tidak mungkin pernah salah dalam mendidik umatnya, apalagi anaknya sendiri. Jadi, kata salah asuh harus kita buang jauh-jauh dari kamus kehidupan seorang Nabi. Berdasarkan hal ini, semua pujian atau mungkin kecaman Nabi terhadap anaknya sendiri pun pasti benar dan tidak basi basi.
Dan salah satu keutamaan besar Fatimah lainnya yang patut dibanggakan oleh ayahnya adalah meneruskan reuni malaikat Jibril dengan ayahnya. Yakni, sepeninggal ayahnya, Jibril tidak langsung “pensiun” dari tugasnya alis tidak turun ke rumah Fatimah lagi, namun selama 75 hari Jibril bertamu ke rumahnya dan menyampaikan berita samawi teraktual yang datang dari Sang Maha Tahu akan segala berita (al Khabir). Ali, suami tercinta dan tersetianya, dengan telaten dan gembira mencatat setiap ilmu dan kabar yang disampaikan oleh Jibril itu. Berkaitan dengan keutamaan ini, Imam Khomaini ra meyakini bahwa inilah keutamaan terbesar putri asuhan wahyu ini dibandingkan rentetan kebesaran dan keagungan lainnya.
Akhirnya, Jika kaum Adam berbangga dengan Ali sebagai model pemuda dambaan mereka, maka kaum hawa pun berbangga dengan Fatimah sebagai model pemudi pusat sanjungan mereka. Dan tidak ada satu titik lemah sekecil pun yang akan kita temukan pada diri Fatimah. Cukuplah bagi kita pernyataan Ali Syariati: Fatimah is Fatimah—sebagai pengakuan akan kedangkalan dan kepandiran serta keterbatasan lisan dan pena untuk mengungkap hakikat bidadari manusia ini. Dan hanya satu “kekurangan” yang menutupi nama besar Fatimah, yaitu “sayang dia wanita.” Lalu kalau dia pria kenapa? Ini pertanyaan pamungkas yang maha menarik. Dan izinkan bukan saya yang menjawabnya, tapi orang yang hari lahirnya sama dengan hari kelahiran putri Nabi saw ini, dialah Imam Khomeini ra. Beliau memberitahu kita: “Andaikan Fatimah seorang pria niscaya ia akan menjadi Nabi.”

Minggu, 05 Juli 2009

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab yang Menimba Ilmu di Amerika


Subhanallah …

Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain
belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.”

Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim?” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan!”

Sang pendeta pun mulai bertanya,

1 Sebutkan satu yang tiada duanya,

2 dua yang tiada tiganya,

3 tiga yang tiada empatnya,

4 empat yang tiada limanya,

5 lima yang tiada enamnya,

6 enam yang tiada tujuhnya,

7 tujuh yang tiada delapannya,

8 delapan yang tiada sembilannya,

9 sembilan yang tiada sepuluhnya,

10 sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

11 sebelas yang tiada dua belasnya,

12 dua belas yang tiada tiga belasnya,

13 tiga belas yang tiada empat belasnya.

14 Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

15 Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?

16 Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?

17 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?

18 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!

19 Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?

20 Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?

21 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

22 Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun,setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu ter-senyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,

* Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
* Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang.
Allah SWT berfirman,
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tan-da (kebesaran kami).”
(Al-Isra’: 12).

* Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

* Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.

* Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

* Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.

* Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk: 3).

* Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).

* Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *

* Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).

* Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf .

* Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).

* Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

* Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (At-Takwir: 18).

* Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

* Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka,” tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

* Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).

* Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

* Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).

* Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

* Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 28).

* Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu
pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “Apakah kunci surga itu?”
Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!”

Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.” Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.”

Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah.”

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang
bertakwa.

Selasa, 30 Juni 2009

Tips Kesehatan: Terapi Air Putih
Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter,dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:

Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter,dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:

  1. Sakit Kepala
  2. Asma
  3. Hosthortobics
  4. Darah Tinggi
  5. Bronchitis
  6. Kencing Manis
  7. Kurang Darah
  8. TBC
  9. Paru-paru
  10. Penyakit Mata
  11. Rematik
  12. Radang Otak
  13. Lumpuh
  14. Batu Ginjal
  15. Haid Tidak Teratur
  16. Kegemukan
  17. Penyakit Saluran Kencing
  18. Leukimia
  19. Radang/Sakit Persendian
  20. Kelebihan Asam Urat
  21. Kanker Peranakan
  22. Radang Selaput Lendir
  23. Mencret
  24. Kanker Payudara
  25. Gangguan Jantung
  26. Disentri
  27. Radang Tenggorokan
  28. Mabuk, Pusing, Gamang
  29. Ambeien
  30. Sembelit
  31. Batuk

Bagaimana Air Minum Itu Bekerja?

Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta tak terbantah,
seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini. Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru.

Darah merupakan hal paling penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.

Bagaimana Melakukan Terapi Air ini ?

Pagi hari ketika anda baru bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1.5 liter air, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter. Ketahuilah bahwa nenek moyang kami menamakan terapi ini sebagai "usha paana chikitsa".

Setelah itu anda boleh mencuci muka. Hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1.5 liter air ini. Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya. Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.

Apakah mungkin Minum 1.5 Liter Air Sekaligus?

Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1.5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini, dalam waktu seperti tertulis di bawah ini:

Sembelit - 1 Hari
TBC Paru-Paru - 3 Bulan
Kencing Manis - 7 Hari
Asam Urat - 2 Hari
Tekanan Darah - 4 Minggu
Kanker - 4 Minggu

Catatan :
Disarankan agar penderita radang / sakit persendian dan rematik melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan-selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Kami mohon dengan sangat, metode di atas dibaca dan dipraktekkan dengan seksama. Sebar luaskanlah pesan ini kepada teman-teman, sanak saudara dan tetangga karena hal ini merupakan persembahan pada kemanusiaan. Dengan rahmat Tuhan, setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat

" BILAMANA ANDA BERPARTISIPASI DALAM PENEBARAN INFORMASI INI ANDA BAGAIKAN SEORANG DOKTER YANG TELAH MENYEMBUHKAN BERIBU-RIBU BAHKAN BERJUTA-JUTA MANUSIA "

[unknown]

sumber: milis kesehatan

Senin, 29 Juni 2009

Koleksi SMS Taujih

Berikut Kumpulan SMS Taujih yang pernah saya terima dari berbagi sahabat, maupun lembaga yang sedang saya ikuti. selamat membaca dan merenunginya……..

(Bila ada yang mau menambahkan, monggo untuk di share di sini, di kolom komentar)

“Para Pahlawan harus berhasil membangun ‘bunker’ dalam jiwa mereka. Tempat kunci-kunci daya hidup mereka tersembunyi dengan aman. Itulah yang membuat mereka selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, bekerja dalam kesulitan, optimis di depan tantangan dan gembira dalam segala situasi (Anis Matta).” (Sender: Haroky’s College)

“Hidup hanyalah kesempatan membuat pilihan, segalanya digulirkan dan digilirkan. Apapun yang kita pilih, ujungnya adalah tanggung jawab. Memikul tanggung jawab apapun pasti melelahkan. Tidak ada hidup yang tidak melelahkan. Yang membedakan hanya bagaimana memahami setiap konsekuensi pilihan dengan sikap terbaik” (Sender:Intan P)

“Hiduplah sesukamu, tapi engkau pasti mati. Berbuatlah sekehendakmu, tapi engkau akan dimintai pertanggungjawaban. Cintailah siapapun yang kau dambakan kecuali Allah, tapi kau pasti kan berpisah darinya.” (Sender: JS UGM)

“Kemaksiatan yang memberi bekas rasa hina dan hancur di hadapan-Nya karena kemaksiatan, lebih baik daripada ketaatan yang meninggalkan rasa bangga dan sombong” (Sender: Haroky’s College)

“Jika kita sering mendengar dan mengatakan bahwa jalan dakwah ini adalah jalan yang ditempuh para Nabi, maka kitapun seharusnya sudah memahami dan menyadari karakter perjalanan ini yang memang bukan perjalanan yang nikmat dan nyaman serta penuh santai. Tapi inilah jalan yang sudah kita pilih, untuk kita lalui dalam hidup dan menuju kebahagiaan hakiki di akhirat. Maka kita harus mengikat diri dengan jalan ini dan dengan saudara-saudara kita di jalan ini. Ada 5 ikatan yang setidaknya mengharuskan kita tetap berada di sini:

Rabithatu al ‘aqidah (Ikatan Akidah), Rabithatu al Fikrah (Ikatan Pemikiran), Rabithatu al Ukhuwah (Ikatan Persaudaraan), Rabithatu at tanzhim (Ikatan Organisasi), Rabithatu al ‘ahd (Ikatan Janji).Andai di tengah perjalanan, kita harus mengalami terpaan, ujian, fitnah dan godaan, kita berharap kelima buhul ikatan kita itu tidak membiarkan kita terhempas dari jalan ini.” (Sender: Intan P)

“Kutahu rizkiku tidak akan diambil orang lain, karena itu hatiku senang,. kutahu amal-amalku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka kusibukkan diri untuk beramal.., Kutahu Alah selalu melihatku, karena itu aku malu jika Allah melihatku berbuat maksiat.., kutahu kematian menantiku, karena itu kupersiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku.” (Sender: Akh Irfan)

“Lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku & lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku (Q.S. 20:25-28).” (Sender: Puskomda FSLDIK DIY)

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur…(Q.S. At-Takatsur:1-2).

Ayo idupkan kezuhudan dalam setiap amaliah kita!” (Sender: Mas Syahril)

“Ketika orang tertidur kamu terbangun itulah susahnya. Ketika orang merampas kamu membagi itulah peliknya. Ketika orang menikmati kamu menciptakan itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kamu bertanggungjawab itulah repotnya. Makanya tidak banyak orang bersamamu di sini mendirikan imperium kebenaran.(Anis Matta).” (Sender: Haroky’s College)

“Saat orang-orang bekerja memenuhi kebutuhan dirinya, seorang PEJUANG berpeluh keringat memenuhi kebutuhan orang lain. Saat orang-orang beristirahat, seorang PEJUANG terus beramal utnuk istirahatnya di alam kubur. Saat orang-orang menumpuk harta untuk kesenangan dunia, seorang PEJUANG sibuk mengumpulkan amal untuk kebahagiaan akhirat. Semoga Allah memuliakanmu wahai PEJUANG!!!” (Sender: Angga)

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.

Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.

Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu (KH Rahmat Abdullah).”

(Sender: Intan P)

“Aku Mencintai Orang-orang sholeh, meskipun aku bukan bagian dari mereka,,, aku sangat membenci orang-orang yang bermaksiat meskipun tanpa sadar, aku bagian dari mereka. (Imam Syafi’i)…Jangan pernah nyaman dengan dosa-dosa yang kita lakukan, selalu introspeksi & perbaiki amal-amal yang kita lakukan,, be better for tomorrow.” (Sender: Engineering Message Taushiyah).

“Ada 2 hal yang mesti kita ingat: Kebaikan orang lain sama kita dan keburukan kita sama orang lain. Tapi ada 2 hal yang mesti kita lupakan, kebaikan kita pada orang lain dan keburukan orang lain pada kita.” (Sender: Haroky’s College)

“Hidup itu Kumpulan mozaik-mozaik kisah yang bila waktunya tiba akan terkumpul membentuk apa yang kita sebut kehidupan. Mozaik-mozaik itu ditemukan dari berkelana ke segala penjuru bumi. Kita tak dapat selalu mempercepat apa yang seharusnya tertunda, namun yakinlah rahasia Allah & kepastiannya akan indah pada waktunya.” (Sender: Wihda)

“Mungkin kita menerka, keberhasilan yang kita terima adalah buah dari do’a dan kerja keras kita. Tapi sadarkah temen-teman., bahwa barangkali kesuksesan itu adalah jawaban dari do’a seseorang yang idak pernah kita sangka sebelumnya? Saling mendo’akan ya kawan.!“ (Sender: Hamida A)

“Allah menguji keikhlasan kita dalam kesendirian. Allah memberikan kedewasaan saat masalah berdatangan. Allah melatih ketegaran kita dalam setiap cobaan. Semakin sulit masalah, maka semakin terbuka pintu kemudahan. Sebagaimana semakin gelap malam, cahaya pagi semakin memancarkan sinarnya. Keep On Spirit!” (Sender: Intan P)

“Wilayah kerja adalah lingkaran realitas, sedangkan wilayah peluang adalah ruang keserbamungkinan. Semakin luas pijakan kaki kita dalam lingkaran kenyataan, semakin besar kemampuan kita mngubah kemungkinan menjadi kepastian, mengubah peluang menjadi pekerjaan, mengubah mimpi menjadi kenyataan.(Anis Matta).” (Sender: Haroky’s College)

“Kala malas menerpa, bayangkan jutaan orang di sana menginginkan apa yang sekarang kita miliki…Pendidikan yang layak, fasilitas yang tersedia, teman-teman terbaik yang kita punya.. Lantas pantaskah kita berdiam dan hanya bermalas-malsan belaka? Tidakkah kita ingin mengubah keadaan sehingga mereka bisa menikmati apa yang kita rasakan? BANGUN! BERGERAK! SEMANGAT!” (Sender: Hamida A)

“Kuberi satu rahasia padamu kawan…. Buah paling manis dari bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam perjalanan menggapainya.(Andrea Hirata-Maryamah Karpov)” (Sender: Haroky’s College)

“Tanda-tanda keimanan:1.. Mencintai kebaikan untuk orang lain seperi ia mencintai kebaikan untuk dirinya begitupun sebaliknya dengan keburukan…..2. Mengingatkan orang lain jika lalai dan senang dinasehati jika ia lalai…..3. Memberi maaf pada orang lain yang menzhaliminya seperti ia ingin dimaafkan jika berbuat salah pada orang lain…..4. Memenuhi hak orang lain…..5. Membantu orang lain yang butuh bantuan, seperti ia ingin dibantu jika dalam kesusahan…..6. Menjaga ukhuwah dengan saudaranya sebagaimana ia tidak suka jika orang lain memutuskan hubungan dengannya…..7. Toleransi dengan kekurangan orang lain sebagaimana ia ingin dimaklumi akan kekurangannya.” (Sender: Akh Irfan)

“Sesungguhnya tak ada jalan lain, kecuali kehidupan ini harus dilalui ‘tuk menuju surga. Tampilannya seperti ujian, tapi isinya rahmat dan kenikmatan. Berapa banyak kenikmatan yang sungguh besar baru diperoleh setelah melalui ujian. Senoga segala amanah ini menjadi jalan menuju surga.” (Sender: Intan P)

“Kinds of personal: 1. He knows that he knows, 2. He knows that he don’t know, 3. He don’t know that he knows, 4. He don’t know that he don’t know,” (Sender: Akh Hakim)

“Muslim sejati itu selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, tabah dalam kesulitan, optimis di depan tantangan..Bangkit dan Tetap semangat.” (Sender: Akh Budi)

“Sekali lagi…Amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebuah keluhan, ketidakterimaan..keputusasaan! Terlebih surut ke belakang. Ini adalah awal pembuktian..Siapa diantara kita yang beriman. Wahai diri sambutlah seruanNya…Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan…Bukan menghindar dari peperangan.(K.H. Rahmat Abdullah).” (Sender: Intan P)

“Subhanallah, antum adalah bahan terbaik yang dipilih untuk menyusun bangunan dakwah ini. Dan Allah yang mengikat kita dengan semen Iman dan air Ukhuwah.” (Sender: Mba Intan)

“Semakin Fokus kau memandang, maka akan semakin kabur suasana di sekitarmu. Tinggal bagaimana kau memandangnya.” (Sender: Akh Hakim)

“Memang di kehidupan ini tidak ada yang pasti, tetapi kita harus berani memastikan dan memperjuangkan apa-apa yang akan kita raih! Karena sesungguhnya, cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan. Tapi…orang yang sukses pasti mempunyai cita-cita yang tinggi…Semangat!” (Sender: Intan P)

“..Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu…(Al-Baqoroh:216).” (Sender: Rofiq)

“Jadilah seperti air yang suci lagi mensucikan, bergerak untuk menghidupkan, mengalir untuk kebaikan, memancar dengan kekuatan, dikelola menjadi energi bagi kehidupan. Selamat berjuang dan terus belajar memaknai kehidupan. Moga bias lebih baik, memberi yang terbaik, mendapatkan dan menjadi yang terbaik.” (Sender: Intan P)

“Tetap semangat menebarkan benih-benih kebaikan pada orang lain di muka bumi…Karena surga terlalu luas untuk di huni seorang diri.” (Sender: Hamida Amalia)

“Kebanyakan orang tidak berlari cukup jauh pada kesempatan pertama untuk mengetahui apakah mereka mendapat kesempatan kedua. Curahkan segala apa yang kamu miliki pada mimpi-mimpimu……” (Sender: Intan P)

“….Seorang hebat akan memunculkan kehebatan yang lebih besar jika ia bertemu dengan orang hebat lainnya. Individu cerdas akan melahirkan kecerdasan yang luar buasa gemilang jika ia bekerja sama dengan individu cerdas lainnya. Tapi ternyata orang hebat yang satu tak mudah dipertemukan dengan orang hebat lainnya. Lalu potensi kehebatan ini seperti daun kering, gugur dari pohon lalu berserakan. Maka peran organisasi adalah mengumpulkan daun-daun yang berserak, menggabungkan kecerdasan terpendam dari individu-individu yang ada di dalamnya…(Anis Matta).” (Sender: Mba Prima)

¨Saudaraku, dapun orang yang menuntut ilmu maka selalu bertambah diridhoi Allah, sedangkan orang yang hanya mengejar dunia, maka bertambah kesesatannya. Ilmu itu penuntun amal & ilmu itu diberikan Allah kepada orang-orang yang akan bahagia dan diharamkan dari orang-orang yang celaka dan rugi….¨ (Sender: Engineering Message Taushiyah)

“Seorang pejuang sejati tidak pernah mengenal kata akhir dalam perjuangannya. Ia tidak memerlukan gemuruh tepuk tangan, tidak akan lemah karena cacian dan tidak akan bangga dengan penghargaan.” (Sender: Intan P)

“Manusia hanyalah segenggam tanah. Kehormatan dan kemuliaan apapun yang diterima manusia berasal dari Tuhan. Dia memberi bukan karena kau sujud pada-Nya, tapi karena kedermawanan-Nya. Dia memberi bukan karena kau layak menerimanya tapi karena kemurahan-Nya.” (Sender: Akh Solli)

“Kalau untuk acara selama 1-2 hari saja kita butuh proposal, apalagi hidup kita yang bertahun-tahun., Mari rencanakan hidup kita, SEKARANG!” (Sender: Hamida A)

“Waktu terkadang lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi mereka yang takut, terlalu panjang bagi mereka yang gundah dan terlalu pendek bagi meraka yang bahagia….Tetapi bagi yang mengisi waktu sebaik mungkin, waktu merupakan kunci kehidupan yang sebenarnya.” (Sender: Intan P)

¨Iman seorang mukmin akan tampak disaat ia menghadapi ujian, disaat totalitas dalam berdo´a tapi belum melihat pengaruh apapun dari do´anya . Ketika ia tetap tidak mengubah keinginan dan harapannya meski sebab-sebab untuk putus asa semakin kuat. Itu semua dilakukan seseorang karena keyakinannya bahwa hanya Allah saja yang paling tahu apa yang lebih baik untuk dirinya. (Ibnu Jauzi).¨ (Sender: Mas Aulia)

“Segala cobaan, hambatan, masalah yang kita hadapi saat ini hanya sebatas air dalam gelas, ubahlah pikiran itu seluas samudera.” Sender: Mba Avis)

“Teruslah berkarya, hingga kaki menginjak surga.” (Sender: Gama SMEC)

¨Perkara mendapat nilai A itu mudah, sangat mudah. Namun yang sulit mendapat ilmu yang barokah. Tetap semangat dalam menimba ilmu, banggakan orang tuamu. Pesan terakhir, ilmuilah amalmu dan amalkanlah ilmumu. Semoga Allah beri kemudahan dalam ujian ini.¨ (Sender: Mas Chandra)

“Ukhuwah itu tak kenal kesudahan,,ia mengiringimu dalam hidupmu sebagai penyejuk kehidupan, menyapamu dalam kesendirianyang melelahkan..Dan menjagamu tetap dalam senyuman..” (Sender: Intan P)

“Satu Perbuatan itu lebih baik dari seribu kali nasehat…Satu nasehat itulebih baik daripada berdiam diri membiarkan orang untuk berbuat kemungkaran…Yang lebih penting, dimana kita berdiri, disitu kebaikan harus ditebarkan…Allahu Akbar.” (Sender: Akh Asmat)

“Jadilah kalian orang-orang yang: )I( Paling kokoh sikapnya. )I( Paling lapang dadanya. )I( Paling dalam pemikirannya. )I( Paling luas cara pandangnya. )I(Paling rajin amal-amalnya. )I( Paling solid penataan organisasinya. )I( Paling banyak manfaatnya. (Syaikhut Tarbiyah, K.H. Rahmat Abdullah).” (Sender: Intan P)

“Setiap kalian adalah pemimpin & setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya…(H.R. Bukhari Muslim). Betapa banyak orang berlomba untuk menjadi pemimpin, tetapi betapa sedikit yang menyadari hakikat kepemimpinan sejati. Semoga kita dikaruniai Allah pemimpin yang seperti pepatah Arab bilang “Sayyidu Qoumin Khadimuhum” ..” (Sender: Engineering Message Taushiyah)

“Merendahlah, engkaukan seperti bintang gemintang, Berkilau dipandang orangdi atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina. (K.H. Rahmat Abdullah).” (Sender: Intan P)

“Ketika wajah ini penat memikirkan dunia, maka berwudhulah…Ketika tangan ini lelah menggapai cita-cita, maka bertakbirlah…Ketika pundak tak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah…Ikhlaskan semua dan mendekatlah padaNya. Agar tunduk disaat yang lain angkuh..Agar teguh disaat yang lain runtuh..Agar tegar disaat yang lain terlempar..” (ender: Akh Heri)

“Esensi sebuah pembelajaran adalah menjadi lebih baik..Hakikat mencari ilmu adalah mengumpulkan bekal sebanyak mungkin agar bisa kian menebar kebaikan juga kebermanfaatan. Dear Cendekia… Selamat menempuh ujian, semoga Allah beri kemudahan lagi keberkahan..Aasah kompetensi karena dunia menanti kontribusimu. Selamat menunaikan sebaik-baik ikhtiar. Moga Allah merahmati.” (Sender: Mba Alifah)

“Apabila empuknya kasur dan hangatnya selimut masih lebih engkau sukaidari pada meletakkan kening di atas sajadah di keheningan malam, niscaya engkaupun akan merasa berat bila suatu saat diminta mengorbankanharta dan jiwamu di jalan Allah. Sebab, apabilaqiyamul lail yang merupakan ibadah yang tidak mengandung resiko saja belum mapu engkau laksanakan, mana mungkin engkau bisa merasa ringan apabila ikhlas melakukan ibadah yang menuntut adanya pengorbanan harta, jiwa dan raga darimu…” (Sender: Intan P)

“…Perumpamaan orang-orang yang pergi ke masjid, jika ia datang sebelum adzan, maka ia bercahaya layaknyamatahari…Jika dia datang saat adzan, maka ia layaknya bulan, sedangkan jika setelah adzan ia layaknya bintang di malam yang gelap…” (Sender: Akh Reza)

¨Sejarah Islam ditulis dengan HITAM tinta Ulama dan MERAH darah para Syuhada..¨ (Sender: BIMO)

“Ukhuwah fillah…, Selamanya akan bermakna. Itulah hal uang membuat hidup lebihindah & penuh warna. Membuat kaki tegak di jalan dakwah , membuat hati istiqomah dalam iman, membuat raga perkasa merangkak dalam kerikil ujian dan membuat nafas panjang menyelami lautan ilmu…” (Sender: Intan P)

“Kirimkan aku pasukan-Mu, seperti nyamuk pada Ibrahim, seperti ababil pada Abdul Muthalib, seperti malaikat pada Muhammad yang menemaniku berjuang di jalan-Mu.” (Sender: Hamida Amalia)

“Keletihan itu, akan menjadi beban ketika kita merasakannya sebagai keletihan fisik yang tidak diikuto oleh keyakinan ruhiyah. Maka sesungguhnya kesempitan di jalan ini, pasti menyimpan hikmah luar biasa yang akan tercurah dalam bentuk rahmat Allah SWT…(M. Lili Nur Aulia).” (Sender: Intan P)

“Senantiasalah menjaga hal-hal sunnah, berhati-hatilah terhadap hal-hal mubah, jauhilah perkara syubhat, dan takutlah pada hal-hal yang dimurkai Allah karena itu adalah bukti cinta kepada Allah sebagai insan beriman & bertakwa. semoga dimudahkan untuk melakukannya.” (Sender: Engineering Message Taushiyah)

“Mungkin suatu saat perjuanganmua jadi arus. Arus besar yang menumbangkan tirani. Tapi saat itu kamu sudah tidak ada. Waktu kamu melakukannya pertama kali, kamu hanya sendiri. Tapi itulah yang membuatmu abadi. Abadi dalam kenangan manusia. Abadi bersama bidadari di syurga. Kamu melakukan yang tidak dapat dilakukan orang lain. Kamu melakukan juhad. (Anis Matta).” (Sender”: Akh Heri)

“When u’r tired discoursed from fruitless efforts,, Allah knows how hard u’ve tried,,,When u’ve cried so long & ur heart is in pain,,Allah has counted ur tears…When u’r lonely & ur friend r too busy ever for a phone call, Allah is by ur side…When u’ve tried everithing & don’t know where to turn, Allah has a solution…When nothing makes sense & u’r confused or frustated,,Allah has the answer…Remember that whenever u’r or whatever u’r facing,,Allah knows.” (Sender: Zahra)

¨Sesungguhnya bersama KESUKARAN itu ada KEMUDAHAN..¨ (Sender:Akh Ipung)

“Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk menjadi sahabat, TETAPI belajar untuk mengerti seseorang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna…Dan Bukanlah menjadi sosok yang sempurna untuk seseorang, TETAPI bagaimana menemukan seseorang yang membuat dirimu menjadi sempurna..” (Sender: Intan P)

“Allah mengaruniakan 3 waktu untuk manusia, yaitu: kemarin, kini dan esok. Berbahagialah mereka yang hari kemarinnya ilmu, hari kininya amal dan hari esoknya jihad. Tugas kita hanya berusaha. Sedangkan hasil adalah urusan Allah. Kalau kita ikhlas, maka usaha kita menjadi amal yang berpahala. Meski tidak ada hasil yang diraih…Keep Beramal.” (Sender: Engineering Message Taushiyah)

“Kebesaran seseorang tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain dan membantu untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses.” (Sender: Intan P)

“Mereka bertanya kepadamu tentang semangat? Jawablah bahwa bara itu masih tersemat dalam dadamu, bahwa api itu masih bersemayam dalam dirimu, bahwa matahari itu masih terbit dari hatimu, bahwa letupan itu siap meledak dalam duniamu. Katakan itu pada mereka, orang-orang yang ragu akan kemampuan dirimu, bahwa raksasa itu adalah diri.” (Sender: Akh Heri)

“Banyak jalan menuju kesuksesan, tapi ingat banyak jalan juga menuju kegagalan. Yang pasti variabel tetap dari kesuksesan adalah pengalaman kita gagal. Selamat bekerja! Fight!.” (Sender: Intan P)

Orisinalitas Dakwah

July 3, 2007 at 6:26 am (taujih)

Ust. Hilmi Aminuddin

Jika kita berbicara tentang ashalah dakwah, tentu saja ini sebuah masalah yang besar, karena terkait langsung dengan ashalah Islamiyah. Tidak mungkin dibicarakan dalam 1–2 halaman situs ini. Orisinalitas dakwah tidak memiliki mabadi (prinsip), kecuali mabadi imaniyah dan fikriyah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tulisan ini adalah upaya untuk menyegarkan pemahaman kita.

Ashalah dakwah islamiyah itulah yang dipakai gerakan Islam di mana-mana, tak ada perbedaannya. Betapa luasnya pembicaraan tentang ashalah dakwah seluas pembahasan tentang Islam. Salah satu keistimewaan dakwah ialah ruang lingkup yang tercakup dalam syumuliyah dan takamuliyah (universalitas dan integralitas) ajaran Islam, juga keterpaduan dari perjuangan, tatanan, serta sistem yang diterapkan.

Masalah syumuliyah dan takamuliyah itu lebih ke pendekatan prinsipil, tetapi dari pendekatan operasional terlihat kemampuan dakwah Islam kontemporer untuk mewarisi nilai-nilai Islam dan nilai-nilai dakwah dari para Rasul dan Anbiya, para shahabat Nabi dan juga para salafus shalih. Kemampuan itu dalam bentuk tawazun (keseimbangan) dalam melakukan langkah-langkah ta’shiliyah (orisinalisasi) dan tathwiriyah (improvisasi), mutawazinah baina khuthuwat al ta’shiliyah wa khuthuwat al tathwiriyah.

Itulah salah satu tamayuz (keistimewaan) dakwah kontemporer yang sebenarnya merupakan tamayuz islami yang banyak diabaikan gerakan dakwah, meskipun kita respek dan mengakui eksistensi perjuangan mereka sekaligus mengakui keikhlasan dan pengorbanan mereka dalam berjuang. Tetapi, qudrah ad da’wah dalam menyeimbangkan ta’shiliyah dan tathwiriyah di zaman modern ini harus benar-benar dilaksanakan secara konsisten.

Sudah barang tentu, apabila kita membahas dakwah antara upaya orisinalisasi dan improvisasi perlu waktu yang panjang. Di sini saya hanya ingin menyampaikan sedikit sebagai dzikra (peringatan) dan sebagai resume terhadap perjalanan dakwah yang sudah kita lakukan.

Konsistensi kita dalam menjaga ta’shil dan tathwir sangat penting bagi keselamatan kita sendiri, baik secara pribadi maupun sebagai sebuah entitas gerakan dakwah. Sebab, tanpa adanya keseimbangan antara orisinalitas dan modernitas akan banyak sekali kemungkinan penyimpangan dakwah akibat mengabaikan prinsip keaslian dan pengembangannya. Kita mengetahui universalitas dan integralitas dakwah tergambar dari upaya membangun hablun minallah dan hablun minannas yang baik.

Kemampuan kita dalam menjaga keseimbangan dari aspek ta’shil bertitik berat pada utuhnya komitmen kita kepada Allah dan Rasul-Nya, al Kitab dan as Sunnah. Sementara konsistensi kita dalam membangun khuthuwat at tathwiriyah adalah menjaga hablun minannas dengan baik. Tanpa kedua aspek itu, maka akan terjadi inkhirafat (penyimpangan) yang menimbulkan bala dan malapetaka di dunia dan akhirat.

Kemampuan kita dalam mengelola dakwah dari sisi ta’shiliyah lebih dekat kepada konteks hubungan kita dengan Allah dari aspek moral, ma’nawiyah dan ruhiyah yang dibentengi dengan sehatnya aqidah kita dari kemusyrikan yang kecil maupun besar, dari kemusyrikan yang tampak maupun tersembunyi, yang menyelinap dalam pikiran kita. Dengan selalu memperhatikan khuthuwat ta’shiliyah kita memelihara keutuhan ruhiyah, fikriyah, dan manhajiyah secara baik.

Salah satu cara untuk mempertahankan kesadaran tentang pentingnya khuthuwat ta’shiliyah, dalam konteks pembinaan di masa tamhidiyah atau takwiniyah, adalah kesadaran akan posisi manusia (manzilat al insan) di hadapan Allah Ta’ala.

Pertama, posisi manusia sebagai makhluk penting disadari, betapapun tingginya ilmu dan jenjang keulamaan kita, betapapun terhormatnya jabatan kita di masyarakat atau negara. Menghidupkan kesadaran akan posisi sebagai makhluk penting dalam aspek ketergantungan kepada Sang Khaliq. Tidak satupun makhluk ciptaan yang tidak bergantung kepada Pencipta-nya.

Tidak ada satupun produk yang tidak memiliki ketergantungan pada pembuatnya. Produk keluaran pabrik saja, merek-merek mobil yang terkenal sekalipun tergantung dari produsen yang membuatnya, baik ketergantungan teoretis dengan petunjuk manualnya, maupun ketergantungan atas software atau hardware dalam beragam spare parts yang besar maupun kecil. Itu tampak sepele, namun sangat penting untuk menunjukkan kesadaran kita bahwa manzilah kita di hadapan Allah hanyalah makhluk. Itu merupakan modal dasar untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Kesadaran kedua dari manusia di hadapan Allah adalah sebagai hamba. Kesadaran ini penting dibangun sebagai apresiasi dari keinginan, kehendak, dan rencana yang sangat terkait dengan grand design yang sudah ditentukan Allah. Kesadaran sebagai makhluk bersifat mutlak, sedang kesadaran sebagai hamba bisa relatif, banyak yang menolak. Kita tidak mempunyai kehendak apapun, kecuali dengan apa yang dikehendaki Allah Ta’ala. Ayat al-Qur’an banyak menjelaskan sisi aqidah dengan memusatkan kesatuan kehendak, keinginan, dan rencana segala sesuatu sesuai dengan iradah-Nya. Itulah tugas manusia sebagai hamba-Nya.

Ketiga, kesadaran manusia sebagai junud (tentara) Allah. Sebagai prajurit kita harus merasakan adanya jalur komando dari Allah dan Rasul-Nya yang mutlak ditaati, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an. Itulah posisi kita sebagai prajurit yang senantiasa siap menerima komando. Insya Allah, jika ketiga jenis kesadaran itu dijaga dengan baik melalui upaya-upaya ta’shil yang mengarah pada ashalah islamiyah dan dakwah, maka gerakan akan senantiasa tumbuh.

Setelah kesadaran akan posisi manusia, maka selanjutnya kesadaran akan watak asli manusia (thabiat al insan). Humanity by nature, kata orang, kemanusiaan yang sesuai dengan tabiat yang telah ditentukan Allah. Kesadaran ini penting agar kita tidak terjebak pada persepsi-persepsi yang mungkin timbul dari rencana-rencana terhadap evaluasi tarbiyah, seolah-olah hal itu akan mengangkat dan melepaskan kita dari watak kemanusiaan. Kita dididik melalui proses tarbiyah untuk mengutuhkan kemanusiaan kita, bukan melepaskannya, baik menuju kemuliaan yang seringkali diidentikkan dengan watak malaikat. Kita tetap seorang manusia, namun ingin menjadi manusia seutuhnya. Yang penting bagaimana mengelola kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.

Jangan digambarkan dari proses tarbiyah akan muncul insan yang kamil tanpa cacat. Kita adalah manusia sebagaimana Ibnu Adam lain yang memang diberi kehormatan, tetapi tetap saja bisa lupa dan sering berbuat salah. Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah. Kesadaran itu sangat penting agar dengan kelebihan dan kekurangan manusiawi kita bisa mengelolanya. Dengan demikian kita akan terjaga dari ghurur (arogansi) seperti Fir’aun yang merasa dirinya adalah Tuhan, atau juga terjaga dari keputusasaan yang melumpuhkan dakwah. Kita berjuang sesuai dengan fitrah, sesuai dengan tabiat insaniyah ataupun tabiat kauniyah yang terdapat dalam diri, masyarakat dan alam semesta.

Ketiga adalah kesadaran akan tugas kemanusiaan (risalat al insan) kita. Kita memiliki misi ibadah dan pengabdian. Segala gerak hidup: apa yang kita miliki, apa yang kita lakukan adalah ibadah. Sehingga, apapun yang kita miliki harus dikalkulasi, akankah meningkatkan ibadah kita kepada Allah atau tidak. Misi total kita adalah pengabdian kepada-Nya.

Keempat kesadaran akan misi khilafat al insan. Mengapa manusia diberi kemuliaan? Karena kita diberi tugas yang besar, yaitu menjalankan khilafah (pengayoman dan kepemimpinan) yang pada hakekatnya berlaku untuk semua orang, baik mu’minuhum wa kufrahum, mereka yang beriman dan amanah maupun tidak.

Kesadaran itu penting agar kita selalu merasa dalam tugas (on duty), tak ada perasaan mau cuti. Mungkin kita perlu rehat. Ya, rehat itu dalam rangka mengumpulkan potensi kita untuk melaksanakan tugas lainnya. Bukan berarti cuti secara total dengan tidak ada kaitannya terhadap misi dan wazhifah kita. Maka, dalam tarbiyah dikenal adanya program rihlah dan mukhayam dalam rangka membangun potensi agar langkah kita lebih kuat dan cepat dalam akselerasi perjuangan ini.

Jika kesadaran tentang manzilat al insan, thabiat al insan, risalat al insan, dan wazhifat al insan tadi selalu dijaga, maka proses ta’shiliyah akan senantiasa hidup. Upaya orisinalisasi harus terus dipertahankan, agar kita terhindar dari efek negatif, salah satunya berupa pelarutan.

Jika kita mengabaikan khuthuwat at ta’shiliyah, maka dakwah kita akan mengalami pencairan dan pelarutan. Biasanya sebelum larut akan mencair terlebih dulu, sebab madah jamidah (benda padat) itu sulit dalam pelarutan, tetapi madah ma’iyah (benda cair) paling mudah untuk melarut. Dalam dakwah jamahiriyah kita berinteraksi dengan segala jenis manusia. Banyak persentuhan dengan manusia dari segala jenis organisasi dan ideologi bisa menyebabkan tamayu’ al khuluqi (pencairan perilaku). Nau’udzubillah, hal itu akan berlanjut pada idzabah al khuluqiyah (pelarutan perilaku), jika kita tidak berpegang teguh pada ashalah.

Akibat dari tamayu’ dan idzabah ini sudah jelas, indikatornya yang paling menonjol adalah tasahul (menggampangkan atau menyepelekan) segala pelanggaran. Kita memang harus toleran atas efek negatif tarbiyah manusia, tetapi bukan mengampangkan, karena itu harus ditindaklajuti dengan ilaj tarbawi (terapi edukatif) atau ilaj ijtimai (sosial), ilaj tanzhimi (organisasional) atau ilaj iqtishodi (finansial), semuanya bisa kita lakukan tergantung masalah yang terjadi.

Semua kondisi direspon dan diantisipasi agar tidak membesar. Sudah tentu kita sebagai dai harus memperhatikan diri sendiri dan orang lain yang berada di bawah pengawasan kita. Penyimpangan berawal dari tasahul lama-lama menjadi idzabiyah, segalanya serba boleh (permisif), dalilnya gampang dicari. Akhirnya menjadi dalil tunggal, yakni kedaruratan. Yang paling harus kita waspadai adalah awal pelarutan sebagaimana tadi diungkapkan.

Dalam merespon tugas yang semakin berkembang mungkin terjadi tamayu’ wa idzabiyah dalam ubudiyah mahdlah, karena terlalu sibuk sehingga dalam sebulan penuh tercatat: shaum (puasa) nol, tahajud nihil. Dalam baramij tarbiyah semua program itu ada, tetapi sifatnya sebagai stimulan (ayyam al bid, usbu’ ruhi dan sebagainya). Buah stimulasi adalah munculnya iradah dzatiyah atau tarbiyah dzatiyah dengan amal dzati di luar program itu. Harus diwaspadai agar tamayu’ khuluqi dan idzabah ubudiyah ini tidak timbul. Bila dibiarkan akan berlanjut pada idzabah fikriyah (ideologis) dan kacau balau. Kita akan mengambil fikrah dari kiri-kanan dan meninggalkan manhaj yang benar.

Apabila sudah terkena idzabah khuluqiyah, ta’abudiyah, dan fikriyah, maka akan timbul idzabah aqidiyah. Mulanya mengakui kesejajaran aneka ragam keyakinan, misalnya di kalangan internal Islam (antara ajaran Syiah dan Sunnah) adalah sama. Kemudian berkembang keluar dengan menyamakan ajaran lain seperti komunisme, sosialisme, dan Islam sama saja untuk manusia juga. Kebenaran yang mutlak hanya dalam Islam, pemahaman seperti itu menjadi luntur.

Memang semua ajaran ada kebenarannya, tetapi tidak semuanya benar, yang jelas banyak kesalahannya. Jika lemah dalam langkah-langkah ashalah, maka akan terjadi idzabiyah dan tamayu’ di berbagai sektor. Jika hal itu terjadi pada suatu golongan, maka sudah tentu terjadi kehancuran dunia dan akhirat.

Bila ta’shiliyah tidak diimbangi dengan tathwiriyah akan menimbulkan tajamud. Mungkin akan merasa bahwa dirinya sajalah yang akan masuk surga dan yang lain adalah al ma’un, kufr dan sebagainya. Golongan itu tidak dapat memanfaatkan pengalaman dan potensi orang lain. Ketika terjadi mutajamid ruhi, maka pemikiran akan sulit menerima masukan dari orang lain. Bila terjadi tajamud aqidi, maka akan terasa dengan aqidah semata semuanya akan beres, tetapi aqidah bukan segala-galanya.

Memperhatikan idealitas, rasionalitas dan realitas. Mereka yang mengabaikan ketiga hal itu terkena wahm. Memperhatikan realitas saja akan melahirkan sikap pragmatis, memperhatikan idealitas saja akan menghasilkan perfeksionis, tetapi tak bisa melaksanakan. Sementara memperhatikan rasionalitas saja akan melahirkan sikap teoretis belaka.

Kita harus mampu mengkomunikasikan rencana dakwah kita dengan baik. Kemampuan mengkomunikasikan ini intinya ada pada qudrah mukhatabah, yakni qawlan sadida atau kalimat yang tepat. Bisa bersikap tegas, lembut, sindiran dan lain-lain. Patokannya adalah “khatibunnas ala qadri uqulihim” (sesuai kemampuan intelektual), “khatibunnas ala lughatihim” (memperhatikan budaya dan bahasa kaumnya), karena manusia adalah anak lingkungannya.

Sebagai dai kita harus memiliki qawlan sadida, baik melalui pendekatan intelektual, sosial maupun budaya. Yang pertama adalah mengakui keberadaannya, kemudian mencari cara yang tepat untuk mendekatinya. Dalam Al-Qur’an ada seruan: “Ya ayyuhannas…ya ayyuhalladzina amanu…” dan sebagainya. Dengan pemilihan kata yang tepat, maka “yuslih lakum amalakum”. Menghasilkan kebaikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Lebih besar dari itu semua adalah ampunan dari Allah.

19 Keistimewaan Wanita

1. Do’a wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut , jawab baginda : ” Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.

2. Wanita yang solehah ( baik ) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh .

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya , derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis Karena takut Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah ( barang, makanan dari pasar kerumah ) lalu diberikan kepada keluarganya , maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku ( Rasulullah SAW ) di dalam surga.

6. Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga Saudara perempuan atau dua Saudara perempuan , lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.

7. Dari Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka , maka mereka akan menjadi penghalang baginya api neraka.”

8. Surga itu di bawah telapak kaki ibu .

9. Apabila memanggilmu dua orang ibu bapamu maka jawablah panggilan ibumu dahulu .

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga . Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristigfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan rekannya ( serta menjaga sembahyang dan puasanya ).

12. Aisyah r.a. berkata ” aku bertanya pada rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda “suaminya”. Siapa pula berhak terhadap lelaki?” jawab Rasulullah SAW “Ibunya”

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu , puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia kedalam surga lebih dahulu daripada suaminya ( 10.000 tahun )

15. Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristigfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.

16. Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT

17. Apabila seorang perempuan melahirkan anak , keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan

18. Apabila telah lahir ( anak ) lalu disusui , maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan

19. Apabila semalaman ( ibu ) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT